KEDIRI, Rumah Sakit TK IV DKT Kota Kediri bersama Kodim 0809 Kediri dan DP3AP2KB Kota Kediri menggelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 114 Tahun 2022, bertempat di Aula Rumah Sakit TK IV DKT Jln. Mayjen Sungkono Semampir Kecamatan Kota, Kota Kediri. Rabu (7/9/2022).
Hadir dalam acara itu Kepala Dinas P3AP2KB Kota Kediri Bapak Sumedi Skm MM, Kepala Rumah Sakit TK IV DKT Kota Kediri Mayor Ckm Bowo Heri Prasetiyo, Kepala Bidang Pelayanan KB DKT Dr. Krislina, Kepala Bidang KB Ibu Anik Sumartini S. Sos M, si, Ketua IBI Kota Kediri Darmining Skm MM, Babinsa Kodim 0809/01Kota Kediri, Perwakilan Ibu Ibu Persit Jajaran Kodim 0809/Kediri dan Perwakilan Aseptor KB Kota Kediri.
Baca juga:
Pangdam Tinjau Kelayakan Karantina PMI
|
Kepala Dinas P3AP2KB Kota Kediri bapak Sumedi menjelaskan terkait Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, DP3A2KB mendapatkan amanat menjadi koodinator percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Kota Kediri, Untuk melakukan penurunan prevalensi stunting Presiden RI telah mencanangkan target menjadi 14% pada tahun 2024. Namun Angka stunting masih berada pada angka 27, 7% (SSGBI 2019). Hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk memperkuat Program Bangga Kencana dalam mendukung Percepatan Penurunan Stunting melalui Sosisalisasi Stunting dan Pelayanan KB.
Perlu menjadi perhatian bahwa pencapaian Program KB dalam Percepatan Penurunan Stunting sangat ditentukan oleh kesertaan masyarakat terutama dalam hal ini Pasangan Usia Subur (PUS) dalam ber KB. Disamping peningkatan jumlah peserta KB Baru, komitmen Peserta KB Aktif juga perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan peningkatan angka putus pakai dalam ber-KB.
Kepala Bidang KB Kota Kediri Ibu Anik Suhartini juga menyampaikan, ” Penggunaan KB mampu mencegah kejadian stunting yaitu ibu mempunyai banyak waktu, energi, dan sumber daya untuk menyusui bayi yang dilahirkan dan fokus terhadap pengasuhan anak pada periode 1000 HPK. Kehamilan yang direncanakan dan terjadi ketika wanita berusia 18 tahun, praktik menyusui menjadi lebih baik dan mengarah pada perbaikan nutrisi anak.
Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan sarana dan prasarana KB yang memadai serta tenaga pelayanan KB yang kompeten dan pemahaman masyarakat terkait Program Bangga Kencana.
Untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat (Pasangan Usia Subur) dalam ber KB diperlukan pula adanya dukungan dari berbagai pihak terkait antara lain stakeholder, provider dan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas. Karenanya sangat penting untuk terus menjalin kerjasama dalam meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk pencapaian program Bangga Kencana.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu dilaksanakan kegiatan terintegrasi Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB dalam rangka mendukung TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke 114 Tahun 2022.
Kepala Rumah Sakit TK IV DKT Kota Kediri Mayor Ckm Bowo Heri Prasetyo juga menyampaikan, ” TMMD adalah salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat. Hal ini guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana
Kegiatan ini sebagai bentuk tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dengan Kodam V Brawijaya terkait Penguatan Program BanggaKencana dengan dukungan dari TNI melalui TNI Manunggal KB pada tahun 2021 lalu.
Kegiatan Sosialisasi Stunting ini melibatkan ibu ibu yang tergabung dalam Persit Kartika Chandra Kirana yang ada di masing masing wilayah Kodim, Bersama sama lintas sector terkait Dinas Kesehatan, PPKB, IBI, Koordinator PKB, PKB diharapkan program percepatan penurunan stunting ini dapat segera dicapai dengan meningkatkan kesadaran pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan, Perencanan Kehidupan Berumah tangga, Pengaturan Jarak Kehamilan / 4 Terlalu.
Hal ini tidak mudah mengingat tantangan dalam Percepatan Penurunan stunting adalah Komitmen dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan, Pengetahuan dan Pendidikan Gizi, Koordinasi dan Integrasi Intervensi Gizi, Kapasitas dan Kualitas pelaksana program kegiatan dan Upaya Advokasi, Kampanye, Pendidikan Gizi, Konseling dan Diseminasi Informasi.
Berdasarkan sumber Bappenas, Permasalahan Stunting di Jawa Timur : Praktek Pengasuhan yang tidak baik, Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan ANC, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, Kurangnya akses ke makanan bergizi, Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, Masih beragamnya data Stunting, Terbatasnya persepsi dan perilaku masyarakat terhadap stunting dan Pandemi Covid memperlambat penurunan stunting. (Pendim0809)